Senin, 27 Juni 2016

Tugas ke 3

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK Menurunkan KECACATAN PRODUK FRYPAN DI CV. CORNING SIDOARJO oleh BOY ISMA PUTRA
Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo


CV. Corning Sidoarjo adalah industri perabot rumah, salah satu produk yang dihasilkan adalah prabot dapur dengan merek Revere Were yang mampu berproduksi sebanyak ± 34.152 unit per tahun. Dari hasil yang dicapai, produk dengan merek “Revere Ware” mengalami kecacatan produk untuk masingmasing sub proses yaitu : proses press dengan jumlah cacat sebesar 744 unit per tahun, press cutting (potong) dengan jumlah cacat sebesar 696 unit per tahun, press roll dengan jumlah cacat sebesar 624 unit per tahun, dan proses tumbuk dengan jumlah cacat sebesar 372 unit per tahun atau kurang lebih memiliki jumlah cacat produk total per tahun sebesar 7,13%. Berdasarkan data di atas maka  CV. Corning Sidoarjo berusaha untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produksinya dengan menerapkan metode Six Sigma. Menurut Greg Brue (2003) “Six Sigma (6σ) merupakan suatu metode teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatik, di mana pada enam sigma hanya terdapat 3,4 cacat (defect) dari satu juta peluang (DPMO-Defect Per Million Opputunities)”. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produk pada masingmasing sub proses dengan cara menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja yang harus dicapai dengan menggunakan metode Six Sigma.

 metode Six Sigma ini dapat dicari target kinerja pada masing-masing sub proses yang berguna untuk menurunkan tingkat kecacatan produk. Jumlah prosentase tingkat kecacatan produk sebelum menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six Sigma adalah sebesar 7,13% dari total produksi per tahun. Sedangkan jumlah prosentase tingkat kecacatan produk setelah menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six Sigma adalah sebesar 6,71% dari total produksi per tahun. Saran Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Hendaknya perusahaan mengkontrol proses-proses produksi yang sedang berjalan,mana yang efektif dan yang kurang efektif, dan Disarankan perusahaan menggunakan metode six sigma karena metode ini dapat mengkontrol semua proses sehingga dapat mencapai zero defect (kecacatan nol)


Disadur dari:
http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/JURNAL%20TEKNIK%20INDUSTRI%20UMM/VOL%2011%20No.2%202010/593_umm_scientific_journal.pdf


1 komentar: