Senin, 27 Juni 2016

Tugas ke 3

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK Menurunkan KECACATAN PRODUK FRYPAN DI CV. CORNING SIDOARJO oleh BOY ISMA PUTRA
Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo


CV. Corning Sidoarjo adalah industri perabot rumah, salah satu produk yang dihasilkan adalah prabot dapur dengan merek Revere Were yang mampu berproduksi sebanyak ± 34.152 unit per tahun. Dari hasil yang dicapai, produk dengan merek “Revere Ware” mengalami kecacatan produk untuk masingmasing sub proses yaitu : proses press dengan jumlah cacat sebesar 744 unit per tahun, press cutting (potong) dengan jumlah cacat sebesar 696 unit per tahun, press roll dengan jumlah cacat sebesar 624 unit per tahun, dan proses tumbuk dengan jumlah cacat sebesar 372 unit per tahun atau kurang lebih memiliki jumlah cacat produk total per tahun sebesar 7,13%. Berdasarkan data di atas maka  CV. Corning Sidoarjo berusaha untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produksinya dengan menerapkan metode Six Sigma. Menurut Greg Brue (2003) “Six Sigma (6σ) merupakan suatu metode teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatik, di mana pada enam sigma hanya terdapat 3,4 cacat (defect) dari satu juta peluang (DPMO-Defect Per Million Opputunities)”. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produk pada masingmasing sub proses dengan cara menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja yang harus dicapai dengan menggunakan metode Six Sigma.

 metode Six Sigma ini dapat dicari target kinerja pada masing-masing sub proses yang berguna untuk menurunkan tingkat kecacatan produk. Jumlah prosentase tingkat kecacatan produk sebelum menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six Sigma adalah sebesar 7,13% dari total produksi per tahun. Sedangkan jumlah prosentase tingkat kecacatan produk setelah menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six Sigma adalah sebesar 6,71% dari total produksi per tahun. Saran Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Hendaknya perusahaan mengkontrol proses-proses produksi yang sedang berjalan,mana yang efektif dan yang kurang efektif, dan Disarankan perusahaan menggunakan metode six sigma karena metode ini dapat mengkontrol semua proses sehingga dapat mencapai zero defect (kecacatan nol)


Disadur dari:
http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/JURNAL%20TEKNIK%20INDUSTRI%20UMM/VOL%2011%20No.2%202010/593_umm_scientific_journal.pdf


Sabtu, 09 April 2016

Mimpi dan Harapan Saya setelah Menjadi Sarjana Teknik Industri

Mimpi dan harapan saya setelah lulus dan menjadi Sarjana Teknik Industri



Sebagai calon sarjana teknik industri, saya mempunyai mimpi ingin menjadi seorang enteurpreneur di bidang garmen/tekstil  dan property sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lingkungan saya mendirikan tempat usaha. Mimpi saya diwujudkan dengan cara setelah lulus nanti saya akan bekerja di perusahaan minimal maksimal dua tahun untuk membantu mengumpulkan modal, kemudian modal tersebut akan saya gunakan untuk memperbesar usaha saya untuk membangun konveksi yang memproduksi sprei dan bedcover dan fokus di bidang tersebut sampai mempunyai merk sendiri. Sebagian profit saya selama membuka usaha konveksi tersebut akan saya tabung untuk membeli properti berupa rumah yang akan dibangun menjadi kos-kosan. Ketika usaha saya di bidang tekstil berjalan lama dan mulai stabil, saya akan meneruskan kuliah S2 Teknik Industri di Jepang. Harapan saya, mimpi tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar dan menjadi inspirasi generasi selanjutnya agar menjadi seorang enteurpreneur, dan meneruskan pendidikan mereka hingga ke jenjang tertinggi, dan semoga apa yang saya lakukan dengan mimpi saya berhasil dan menjadi prestasi yang bisa membanggakan orangtua serta keluarga saya.

Minggu, 10 Januari 2016

Perencanaan dan organisasi



Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.
Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
Ø  Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
Ø  Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional
Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah :
“untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”
Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manjemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada hakikatnya, tiap sumber daya organisasional mewakili suatu investasi darimana sistem manajemen harus dapat pengembaliannya. Pengorganisasian yang sesuai dari sumber daya-sumber daya tersebut akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari penggunaanya.

Henry Fayol telah mengembangkan 16 garis pedoman umum yang bisa digunakakn ketika mengorganisasi sumber daya-sumber daya, yaitu :
1.        Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana.
2.        Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan, sumber daya, dan kebutuhan dari per soalan tersebut.
3.        Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun.
4.        Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha.
5.        Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
6.        Menyusun seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik, dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal.
7.        Mendefinisikan tugas-tugas.
8.        Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
9.        Menberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan.
10.    Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
11.    Mempertahankan disiplin.
12.    Menjamin bahwa kepentingan individu konsisiten dengan kepentingan umum dari organisasi.
13.    Mengakui adanya satu komando.
14.    Mempromosikan koordinasi dahan dan kemusiaan.
15.    Melembagakan dan memberlakukan pengawsan.
16.    Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas kerja.

Keuntungan dan Kerugian Pembagian Tenaga Kerja
Keuntungan :
1.      Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
2.      Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
3.      Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
4.      Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
Kerugian :
1.      Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
2.      Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun


Jumat, 12 Juni 2015

Softskill

Nama     : Adella
NPM      : 31412139
Kelas      : 3ID07

Kesan:
Cara Bu yuyun dalam mengajar itu gampang dimengerti 
Dosen yang memiliki wawasan yang cukup luas.
Dosen yang selalu On time atau datang tepat waktu.

Pesan:

waktu mengajar suaranya lebih keras lagi

Jumat, 08 Mei 2015

langka-langkah iso

Top Manajemen harus memutuskan untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
2. Top Manajemen harus menyiapkan sumber daya yang mumpuni untuk menerapkan keputusan di atas. Persiapan tersebut berupa:
a. Kebutuhan sumber daya manusia seperti Management Representative atau Kordinator ISO dan Tim ISO untuk menyiapkan, menerapkan, memelihara dan mengembangkan sistem manajemen mutu di perusahaan.
b. Kebutuhan Waktu. Setidaknya lakukan pertemuan Tim ISO 2 jam perhari atau bisa digabung menjadi sehari dalam seminggu untuk 3 bulan pertama penerapan guna memastikan semua persyaratan ISO dipenuhi.
c. Kebutuhan Biaya untuk Konsultan ISO 9001 dan Sertifikasi ISO 9001
3.  Bentuklah tim yang minimal terdiri dari dua orang dari setiap divisi (dari tingkatan atas atau kepala  dan bawah atau staf  kemudian tunjuklah salah seorang dari kepala tersebut sebagai Management Representative atau Kordinator ISO. Penunjukkan Management Representative memang dipersyaratkan oleh standar ISO 9001:2008. Untuk kelancaran penerapan ISO, pastikan Management Representative adalah karyawan yang paling mengerti proses bisnis perusahaan dan disegani oleh semua pihak.
4. Buatlah rencana training. Training pengenalan ISO 9001:2008 untuk semua karyawan. Training sistem dokumentasi ISO 9001 untuk tim ISO dan training audit internal untuk tim ISO. Hubungi Multiple Training & Consulting (Konsultan ISO 9001 yang handal) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
5. Bandingkan sistem yang sudah berjalan di perusahaan anda dengan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Analisis apa saja persyaratan ISO yang belum anda terapkan.
6. Rumuskan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu (target pekerjaan) setiap divisi yang ada di perusahaan anda. Buatlah target yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Time Target)
7. Rumuskan 6 prosedur wajib yang dipersyaratkan ISO 9001:2008 yaitu prosedur pengendalian dokumen, prosedur pengendalian rekaman mutu, prosedur pengendalian produk tidak sesuai, prosedur tindakan perbaikan, prosedur tindakan pencegahan, dan prosedur audit internal
8. Rumuskan prosedur kerja untuk setiap divisi. Bagi proses atau kegiatan yang harus dikontrol maka sebaiknya dibuatkan prosedur. Contoh prosedur kerja: Prosedur Penerimaan Karyawan, Prosedur Perencanaan Produksi, Prosedur Penyimpanan Barang, Prosedur Pelaksanaan Survey Kepuasan Pelanggan, dsb.
9. Untuk proses-proses yang dianggap rumit dan membutuhkan penjelasan detail, maka buatlah Instruksi Kerja (bila perlu disertai gambar ilustrasi.
10. Lengkapi prosedur kerja dan instruksi kerja tersebut dengan form isian. Form isian merupakan bukti bahwa prosedur tersebut dijalankan. Contoh form antara lain form serah terima barang, form evaluasi karyawan, form purchase request, form purchase order, dll.
11. Buatlah pedoman mutu yang berisi panduan penerapan ISO di perusahaan anda
12. Terapkan sistem manajemen mutu yang anda kembangkan setidaknya 3 bulan untuk memastikan semua prosedur yang telah ditetapkan, dimengerti dan dijalankan sepenuhnya oleh semua karyawan.
13. Laksanakan training audit internal untuk tim ISO
14. Jalankan audit internal pertama yang dilakukan oleh auditor internal yang telah mengikuti training. Auditor internal akan mengaudit seluruh divisi di perusahaan anda dan memeriksa kesesuaian dan ketidaksesuaian perusahaan anda dengan standar ISO atau prosedur dan kebijakan yang ditetapkan.
15. Hubungi badan sertifikasi untuk mengajukan audit sertifikasi. Setidaknya anda harus menghubungi badan sertifikasi 1 bulan sebelum tanggal audit yang anda inginkan.
16. Laksanakan rapat tinjauan manajemen yang dipimpin langsung oleh Top Manajemen untuk memastikan semua persyaratan ISO telah diimplementasikan.
17. Badan Sertifikasi akan mengaudit anda dalam 2 stage; (1) Initial Audit dan (2) Main Audit. Pastikan Tim ISO anda telah siap.
18. Selamat! Kini, sertifikat ISO 9001:2008 sudah di tangan anda. Jangan lupa untuk menampilkan logo sertifikasi di kartu nama, kop surat, kemasan luar produk untuk meningkatkan brand image anda di mata pelanggan

tugas softskill 2


Kategori Industri
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
No. Sertifikasi
Tahun Sertifikasi
Badan Sertifikasi
Battery
Asia Matsushita Battery Panasonic, PT.
(Single Cell Batery, Tube, Solar Cell Battery Case Pack)
Jl. Beringin Lot 275-276 Muka Kuning Batam


2-Des-1997

BVQI

Battery

PT. Batam Matsushita Battery
Chemicals

Jl.Beringin Lot 275-276-277 Batamindo Industrial Park

403934

15-Nov-02

LRQA

Battery

Matsushita Gobel Battery Industry, PT

Kawasan Industri Gobel, Jl. Teuku Umar Km 44, Cikarang Barat, Bekasi 17520, Jawa Barat Automotive storage battery



KEMA/ABS

Cable, Steel

Asahi Best Base Indonesia, PT

MM2100 Industrial Town, Blok C-2, Cikarang Barat Bekasi 17520




Cable, Steel

PT. Indonesia Steel Tube Works Semarang
(PT.ISTW) Manufacturing of Steel Tube and Pipes, ReCutting and Galvanizing Process

Jl. Simongan 105, Semarang 50148

01104000441

30-Juni-2000

TUV Rheinland

Cable, Steel

Onamba Indonesia, PT

Kawasan Industri KIIC, Lot 021-8902 554, 8902 564 C-5B, Jl. Toll Jakarta Cikampek, Km. 47 Karawang


BVQI

Elektronik/Mesin

PT. Hirose Electric Indonesia
Assembly of electrical connectors

EJIP Industrial Park Lot 3B-1 Lemahabang, Bekasi


15-Sep-2004

LRQA

Elektronik/Mesin

Omron Manufacturing Ind., PT.

EJIP Industrial Park Plot 5C Lemahabang, Bekasi 17550



BVQI



Table lanjutan

Kategori Industri
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
No. Sertifikasi
Tahun Sertifikasi
Badan Sertifikasi
Elektronik/Mesin

Indolaval, PT
Design, manufacturing, installation and service of process equipment for food, dairy, beverage

Jl. Raya Pulo Gebang Km.3 Cakung

772048

31-Jan-2002

LRQA

Elektronik/Mesin

PT. LG Electronic Indonesia

Blok G MM 2100 Industrial Manufacturing of monitors, vidio cassette, recorder (VCR), Town, Gandamekar, Cikarang DVD Combi and combi home Barat, Bekasi 17520 theater Manufacture of deep groove ball bearings and associated site activities Projek Perluasan Utara, Jl. Tipar Cakung Jakarta
01104000555

01-Sep-2001

TUV Int. Indonesia


Senin, 20 April 2015

TUGAS SOFTSKILL PENGETAHUAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 2 : TENTANG ISO 14001

Sebelum saya menceritakan tentang ISO 14001, saya terlebih dahulu akan membahas apa yang dimaksud dengan ISO. ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization. ISO adalahlembaga  standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. ISO memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen. Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek lingkungan. Dalam hal ini bukan hanya pengelolaan terhadap limbah atau polusi, namun juga termasuk upaya-upaya kreatif untuk menghemat pemakaian energi, air dan bahan bakar.Mereka yang memiliki sertifikasi ISO akan memiliki kemungkinan lebih untuk memenangkan kompetisi pasar. Hal itu disebabkan karena adanya jaminan kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan, serta kepercayaan konsumen akan brand terkait.  Lembaga atau organisasi ini berpusat di Jenewa, Swiss. Lembaga tersebut telah banyak menerbitkan standar ISO antara lain yang paling favorit adalah ISO 9001. Tentunya, selain ISO 9001 banyak lagi jenis standar yang diterbitkan oleh The International Organization for Standardization. salah satu ISO yang banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan indonesia adalah ISO 14001.
ISO 14001 merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola lingkungan.
Ketika perusahaan beroperasi, maka proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Pada prinsipnya dampak yang timbul dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu dampak bio-kimia-fisik dan dampak sosial. Contoh dari dampak bio-fisik-kimia misalnya pencemaran air, pencemaran udara, kerusakan keanekaragaman hayati, atau pengurangan cadangan air tanah. Semua jenis dampak ini akan memberikan resiko yang mempengaruhi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Misalnya pencemaran air yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan, akan memberikan resiko pertanggungjawaban dalam bentuk tuntutan pidana dan tuntutan perdata, apakah tuntutan tersebut dari pemerintah, masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ketika perusahaan berupaya untuk menerapkan ISO 14001, maka perusahaan tersebut telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara menerus kinerja lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001 merupakan standar yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan hidup. Sehingga, upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya manusia, teknis, atau finansial.
Adakalanya, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat karena keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses bisnisnya menimbulkan limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk menerapkan ISO 14001 di perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata keterbatasan finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk mengelola limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan oleh pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru akan mampu membangun sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira beberapa tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan tidak akan pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO, maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14001. Perusahaan lain, yang kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak memenuhi persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14001.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO 14001 tidak berarti tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat EMS dapat saja diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori lingkungan. Namun, dalam EMS terdapat persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara menerus (continual improvement). Dengan perbaikan secara menerus inilah kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki. Dengan kata lain ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian), bukan performance (kinerja)
ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary). Standar ini dapat dipergunakan oleh oleh organisasi/perusahaan yang ingin:
§  menerapkan, mempertahankan, dan menyempurnakan sistem manajemen lingkungannya
§  membuktikan kepada pihak lain atas kesesuaian sistem manajemen lingkungannya dengan standar
§  memperoleh sertifikat
Beberapa manfaat penerapan ISO adalah:
§  menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan
§  meningkatkan kinerja lingkungan
§  memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
§  menurunkan resiko pertanggungjawaban lingkungan
§  sebagai alat promosi untuk menaikkan citra perusahaan
Selain manfaat di atas, perusahaan yang berupaya untuk menerapkan ISO 14001 juga perlu mempersiapkan biaya-biaya yang akan timbul, diantaranya:
§  waktu staf atau karyawan
§  penggunaan konsultan
§  pelatihan
Standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan pada bulan September 1996, yaitu ISO 14001 dan ISO 14004. Standar ini telah diadopsi oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-19-14001-1997 dan SNI-19-14001-1997.
ISO 14001 adalah Sistem manajemen lingkungan yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan panduan untuk penggunaannya. Sedangkan ISO 14004 adalah Sistem manajemen lingklungan yang berisi Panduan-panduan umum mengenai prinsip, sistem dan teknik-teknik pendukung.

Elemen ISO 14001
ISO 14001 dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM) yang berprinsip pada aktivitas PDCA (Plan – Do – Check – Action), sehingga elemen-elemen utama EMS akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangkan menjadi enam prinsip dasar EMS, yaitu:
§  Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
§  Perencanaan
§  Penerapan dan Operasi
§  Pemeriksaan dan tindakan koreksi
§  Tinjauan manajemen
§  Penyempurnaan menerus
1. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada peraturan serta menjadi kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
2. Perencanaan
Mencakup indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, identifikasi dan akses terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang terdokumentasi dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan (termasuk siapa yang bertanggung jawab dan kerangka waktu)
3. Implementasi dan Operasi
Mencakup definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung jawab, pelatihan yang memadai, terjaminnya komunikasi internal dan eksternal, dokumentasi tertulis sistem manajemen lingkungan dan prosedur pengendalian dokumen yang baik, prosedur pengendalian operasi yang terdokumentasi, dan prosedur tindakan darurat yang terdokumentasi.
4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur karakteristik kunci dari kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian, prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit kenerja sistem manajemen lingkungan
5. Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan keseluruhan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen lingkungan terhadap perubahan yang terjadi.
Pada prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 – Environmental Management System diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
§  Environmental policy (kebijakan lingkungan): Pengembangan sebuah pernyataan komitmen lingkungan dari suatu organisasi. Kebijakan ini akan dipergunakan sebagai kerangka bagi penyusunan rencana lingkungan.
§  Environmental aspects (aspek lingkungan): Identifikasi aspek lingkungan dari produk, kegiatan, dan jasa suatu perusahaan, untuk kemudian menentukan dampak-dampak penting yang timbul terhadap lingkungan.
§  Legal and other requirements (persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lain): Mengidentifikasi dan mengakses berbagai peraturan dan perundangan yang terkait dengan kegiatan perusahaan.
§  Objectives and targets (tujuan dan sasaran): Menetapkan tujuan dan sasaran lingkungan, yang terkait dengan kebijakan yang telah dibuat, dampak lingkungan, stakeholders, dan faktor lainnya.
§  Environmental management program (program manajemen lingkungan): rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
§  Structure and responsibility (struktur dan tanggung jawab): Menetapkan peran dan tanggung jawab serta menyediakan sumber daya yang diperlukan
§  Training awareness and competence (pelatihan, kepedulian, dan kompetensi): Memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu mengemban tanggung jawab lingkungan.
§  Communication (komunikasi): Menetapkan proses komunikasi internal dan eksternal berkaitan dengan isu lingkungan
§  EMS Documentation (dokumentasi SML): Memelihara informasi EMS dan sistem dokumentasi lain
§  Document Control (pengendalian dokumen): Menjamin kefektifan pengelolaan dokumen prosedur dan dokumen lain.
§  Operational Control (pengendalian operasional): Mengidentifikasi, merencanakan dan mengelola operasi dan kegiatan perusahaan agar sejalan dengan kebijakan, tujuan, dan saasaran.
§  Emergency Preparedness and response (kesiagaan dan tanggap darurat): mengidentifikasi potensi emergency dan mengembangkan prosedur untuk mencegah dan menanggapinya.
§  Monitoring and measurement (pemantauan dan pengukuran): memantau aktivitas kunci dan melacak kinerjanya
§  Nonconformance and corrective and preventive action (ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan): Mengidentifikasi dan melakukan tindakan koreksi terhadap permasalahan dan mencegah terulang kejadiannya.
§  Records (rekaman): Memelihara rekaman kinerja SML
§  EMS audits (audit SML): Melakukan verifikasi secara periodik bahwa SML berjalan dengan baik.
§  Management Review (pengkajian manajemen): Mengkaji SML secara periodik untuk melihat kemungkinan-kemungkinan peyempurnaan berkelanjutan.

Disadur dari
 Sumber:
 http://portal.tahupedia.com/content/show/441/Apa-Itu-Sertifikasi-ISO-dan-Mengapa-itu-Penting-Di-Dunia-Bisnis